Ini tentang curahan hati tentang
seseorang yang sedang mengalami proses untuk menjadi apa-apa, tapi sudah
menjadi olokan bagi mereka yang belum tentu bisa menjadi apa-apa.
Saya selalu merasa nyaman
dengan hidup saya. Bahkan saat mimpi saya perlahan terwujud, menjadi seorang
penulis novel, mimpi yang sudah sejak saya duduk di bangku sekolah dasar saya
bangun. Saya selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya
selalu belajar dari kegagalan. Saya selalu berhati-hati meniti mimpi saya yang
sedikit demi sedikit mulai terwujud. Kalian yang membaca ini tentu saja
mempunyai mimpi, kan? Untuk apa hidup jika tak bermimpi? Bermimpilah sepuas
kalian! Urusan terwujud atau tidaknya, itu tergantung niat dan usaha kalian.
Saya hanyalah seorang
gadis biasa berusia 17 tahun. Awalnya,
saya hanya gadis biasa yang belum dikenal siapa-siapa kecuali keluarga saya.
Tapi itu dulu, sekarang sudah bukan seperti dulu. Sekarang, perlahan saya mulai
dikenal banyak orang. Jujur, itu menjadi kebanggan sendiri untuk saya. Kenapa
begitu? Karena saya merasa, dikenalnya saya dengan banyak orang itu berarti
mimpi saya sedikit demi sedikit hampir terwujud.
Terlebih saat saya menulis
satu buah novel dan sudah berhasil terbit di sebuah penerbit indie, itu adalah
kebahagiaan yang sangat bahagia bagi saya selama saya hidup. Dan suatu saat
nanti, mimpi saya untuk melihat buku-buku karya saya berjejer di toko-toko buku
ternama akan terwujud dan saya percaya.
Dikenalnya saya sekarang
dengan banyak orang tentu bukan hanya menjadi kebahagiaan untuk saya. Tapi juga
menjadi bumerang untuk saya, terlebih saat saya tau ada beberapa orang yang membenci
saya. Jujur, saya kaget, bagaimana bisa mereka membenci saya? Apa yang saya
punya?
Melihat mereka yang
membenci saya semakin banyak, saya kembali berpikir, apa yang mereka benci dari
saya? Tapi, saya yakin, kini saya telah mencapai sukses yang sedari dulu saya
mimpikan. Karena ketika ada beberapa makhluk yang membenci saya, saya harus
percaya saat itu juga saya sudah mencapai sukses.
Sukses dalam artian saya mampu
membuat mereka semua iri, mereka tidak mampu menjadi seperti saya, begitu pula
sebaliknya. Maaf, bukan maksud saya membangga-banggakan diri saya sendiri.
Tapi, saya yakin, kebencian mereka pasti beralasan, dan mereka pasti tidak
senang melihat saya dikenal orang, bahkan saya yakin hanya merekalah yang akan
menangis ketika melihat saya sukses.
Mereka yang membenci
saya, selalu berusaha membuat nama baik saya menjadi jatuh dan tak berarti
apa-apa. Percaya atau tidak, mereka akan membayar berapapun demi menghancurkan
nama baik saya. Bahkan, mereka rela tidak tidur hanya demi mengolok-olok saya
di depan mereka yang mencintai saya. Dan ketika mereka yang mencintai saya
mulai berhenti untuk mencintai saya, mereka yang membenci saya akan tertawa
bahagia. Sedangkan saya, saya hanya mampu tersenyum melihat semua tragedi itu.
Karena bagi saya, cobaan Tuhan selalu ada dan Tuhan tak akan memberikan cobaan
yang lebih berat dibanding dengan apa yang mampu saya lakukan. Terimakasih
untuk kalian yang mengolok-olok saya.
Marah? Untuk apa marah
melihat mereka mengolok-olok saya? Hanya buang-buang waktu. Saya memang kesal
diolok-olok, saya memang emosi melihat nama baik saya diinjak-injak. Tapi, biarlah,
itu menjadi urusan mereka, mereka semua yang membuat dosa mereka sendiri. Saya
tak mau ikut campur dalam urusan dosa mereka. Biarlah itu menjadi urusan antara
mereka dan Tuhan.
Saya mencintai mereka
semua yang membenci saya. Menurut saya, itu adalah kekuatan untuk saya agar
tetap terus berjalan menuju mimpi saya yang sesungguhnya. Terimakasih para
pembenci saya, kalian semua membuat saya kuat, kalian semua membuat saya untuk
tak pernah berhenti bermimpi menjadi yang lebih baik.
Dan untuk kalian yang
mencintai saya, saya mencintai kalian lebih dari mereka yang membenci saya.
Terimakasih sudah menjadi semangat dalam setiap langkah saya menapaki jenjang
mimpi saya. Kalian semua hebat! Kalian semua cerdas! Saya bangga mengenal
kalian.
Kalian boleh tetap
membenci saya, tapi ingat, itu hanya akan menjadi semangat untuk saya, hehe.
Alhamdulillah saya diberikan kekuatan lebih untuk menghadapai cobaan yang belum
seberapa ini. Kalian bisa mengolok-olok atau menjelek-jelekkan saya, tapi
kalian tak mungkin bisa menyembunyikan kebohongan kalian di hadapan malaikat
nanti.
Semoga Tuhan selalu
melindungi kalian dari segala marabahaya. Seperti saya yang selalu mendoakan
kalian, para pembenci saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar