Jumat, 17 Februari 2012

Maaf, aku menyayanginya bukan menyayangimu..

Derap jantung semakin menjadi-jadi. Helaan nafas berbaris entah kemana. Apa yang sedang terjadi pada diriku? Aku bingung. Hatiku tak menentu. Ketika memikirkannya, memikirkan ia yang bukan siapa-siapa dalam hidupku. Bukan kekasih, bukan musuh. Lebih tepatnya sahabat, oh bukan, ini lebih dari sahabat. Entah apa namanya, yang jelas hatiku terasa berbeda ketika mendengar namanya. "Clara" Tuhan, aku benar-benar tergila-gila akan makhluk ciptaanmu yang satu ini. Entah keajaiban atau takdir yang mempertemukan aku dengannya. Clara, Clara dan Clara....



***
"Bangun Tyo. Malu tuh sama ayam, hihi :).."


Satu pesan singkat dari Clara membangunkan tidurku dipagi ini. Aku hanya tersipu-sipu membaca pesannya yang sedikit membuatku gemas. Aku langsung menelefonnya..

"Eh, di telfon.." katanya dengan tawa kecil
"Hehe, makasih udah bangunin aku Clar. Aku mau mandi dulu ya, abis itu aku mau latihan band.." jawabku sambil bangkit dari tempat tidur.
"Oh iya Yo, kamu mandi dulu deh. Bau ih.."
"Awas kamu ya kalo nanti ketemu. Aku cubitin. Hahaha, yaudah aku mandi dulu ya Clar.."
"Okokk Tyooo. Bye, see u .."
"Too ya Clara.."
*Klik* Telefon ku sudahi.


Aku pun meletakkan telepon genggamku di kasur. Ada satu pesan dari kekasihku, Gessi. Aku mengabaikannya. Entah kenapa malas rasanya membaca pesannya, ah jangankan membacanya melihat namanya tertera di telepon genggamku pun enggan. Berbeda sekali ketika aku mendapat pesan dari Clara. Ada apa ini? Apa yang tengah terjadi Tuhan? Aku tak mengerti apa mau hatiku saat ini. Tuhan, aku harap engkau memberikan jawaban atas pertanyaanku itu..


10 menitku habiskan untuk bermanja-manja di kamar mandi, hahaha. Seusai mandi, ku lihat telepon genggamku, Gessi sudah mengirimi pesan yang isinya marah-marah. Ya pastinya, beginilah Gessi pacarku. Ia sebenarnya baik, ia menginginkan aku untuk selalu menemaninya. Tapi seharusnya dia berfikir, aku juga mempunyai banyak keperluan lain. Gak harus selalu memperhatikannya. Gessi, gadis berumur 16 tahun ini memang sangat manja.  Padahal usianya bisa di bilang ia sedang menginjak di masa menuju kedewasaan. Tapi selama 7 bulan ini aku berpacaran dengannya, aku sama sekali tidak menemukan tanda-tanda kedewasaan dari Gessi. Ia masih seperti bocah berumur 13 tahun. Bisa di bilang, hanya akulah yang mampu bertahan selama 7 bulan dengannya. Mantan pacar Gessi paling tidak hanya sanggup bertahan 1-3 bulan, itu pun sebenarnya di paksakan. Aku hanya bisa bersabar menghadapi semua sifatnya itu, aku menyadari itu. Seringkali aku marah, agar dia bisa lebih dewasa. Tapi itu malah membuatnya tambah kekanak-kanakkan.
Semua sifatnya itu berbanding terbalik dengan sifatku yang cenderung cuek. Tapi aku sendiri masih gak ngerti kenapa aku bisa bertahan 7 bulan dengan Gessi, gadis kekanak-kanakkan itu.

"Aku habis mandi Ges. Jangan marah-marah terus.."
Pesan singkat yang ku kirim pada Gessi.

Gessi tak membalas. Pasti ia sedang menggerutu disana, menyumpah serapahkan aku. Ya aku sudah bisa menebak-nebak itu, haha. Aku cuek bukan berarti aku gak peka ya..

"Latihan dmn Yo?" 


Pesan singkat dari Clara. Aku membalasnya,

"Biasalah, di depan gang situ Clar. Kenapa? Mau ikut? Hehehe :-) "


Aku memasukkan telepon genggamku di kantong jacketku. Ku ambil kunci motorku.

"Mah, aku latihan dulu.." ujarku pada Mamah yang tengah asik menonton televisi
"Yaudah hati-hati ya Yo.."

"Deeerrrttt.." getar handphoneku

"Hahaha, gak janji ya. Aku mau latihan badminton soalnya Yo.." 
Balasan dari Clara.

Aku pun mengabaikannya. Kemudian ku naiki motorku dan ku kendarai menuju tempatku berlatih band.
Aku mempunyai band bersama teman-temanku. Ada Irfan, Budi, Nino, Kiko . Mereka semua telah menungguku di lokasi latihan.
Lokasi tempatku latihan band, gak terlalu jauh dari rumahku. Gak sampai 10 menit, aku sudah memakirkan motorku di parkiran motor studio tempatku berlatih band ini. Aku pun masuk ke dalam studio. Ku sapa orang-orang yang ada disana, bukan sok akrab ya, aku memang mengenali hampir banyak orang disini.
Aku pun masuk ke studio 3. Dimana teman-temanku sudah menungguku disana. Dan..

Aku disambut oleh drum yang biasa ku pukul-pukul. Hahaha. Ya! Selamat Berlatih Tyo....



3 jam sudah aku bersama teman-temanku bermain didalam studio itu.
"Lo mau langsung pulang Yo?" tanya Irfan, vokalis bandku
"Mau ke rumah Gessi Fan, ngambek lagi ni cewek gue..." ucapku santai
"Hahaha, masih aja mau lo sama yang bocah gitu. Mending lu pacarin Clara gih. Dia demen ama lo udah lama kali Yo.."
"Ha? Gila lo! Udah ah gue caw dulu deh.." ucapku sambil berlalu meninggalkan kawan-kawanku.

Ku ambil handphoneku. Ku telepon Gessi..

"Halo.." suara Gessi terdengar sedang bete
"Aku otw ke rumah kamu say. Jangan bete lagi ya.." ucapku lalu menutup teleponku.

Aku sudah hafal sifat Gessi, aku pun mampir ke toko bunga. Ku memilih dua kuntum bunga mawar merah. Kemudian tiga kuntum mawar putih. Ku meminta penjual bunga untuk merangkainya.
Ya! Bunga sudah di tangan. Aku pun menyiapkan beberapa lembar uang dan membayarnya. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah Gessi.

20 menit kemudian. Aku tiba di depan rumah Gessi. Ku parkir motorku di depan rumahnya. Ku membuka gerbangnya yang tak di kunci, mungkin Gessi sudah tau bahwa aku akan ke rumahnya.

"Tyo, apa kabar.." sapa Bundanya Gessi menghampiriku
"Baik Bunda, Gessi ada ?" tanyaku
"Ada di dalam, masuk aja Yo.." jawab Bunda ramah.

Aku pun masuk dan ku lihat. Gessi, kekasihku yang kekanak-kanakkan itu sedang duduk santai di depan televisi. Aku menyembunyikan rangkaian bunga tersebut di tanganku yang ku taruh dibelakang.

"Tyo..." sapa Gessi dengan senyuman indahnya
"Iya sayang, nih buat kamu.." jawabku sambil memberikan bunga pada Gessi
"Hihi, makasih Tyo sayang.."
"Gak marah lagi kan?" tanyaku
Gessi menggeleng.

Bunda membuatkan segelas orange juice untukku.
"Makasih Bunda.." jawabku
Bunda tersenyum. Aku memang biasa memanggi Bundanya Gessi ini dengan sebutan "Bunda" karena beliau pun pernah bilang sendiri, beliau gak mau dipanggil "Tante" .___.

Handphoneku bergetar. Satu pesan dari Clara. Dan Gessi membacanya.
"Kamu dimana Yo? Main yuk. Bete nih aku. Aku ke rumah ya?" 


"Tuh.." kata Gessi dengan judesnya sambil melempar handphoneku ke sofa
"Ini Clara, temenku Ges, kamu tau kan?" jawabku tenang
"Iya aku tau.." ujar Gessi dengan muka marah

Aku diam. Gessi diam. Kami berdua terpaku dalam diam. Tak ada kata, tak ada senyum. Apa aku salah bersahabat dengan Clara? Aku nyaman berada di dekatnya. Gak seperti ini. Ah aku bingung tentang perasaanku sendiri! Aku pun memberanikan diri untuk mencairkan suasana.

"Masih mau marah?" tanyaku tanpa menatap Gessi
Gessi diam.
"Jawab aku! Jangan kayak anak kecil kenapa sih.."
Gessi tetap diam
Aku terpancing emosi.
"Terserah kamu lah ya Ges, aku cukup sabar sama kamu. Kalo kamunya over gini, mending udahan!" kataku sedikit kencang, untung Bunda tak mendengarnya
"Kamu jahat! Kamu pulang sekarang!" jawab Gessi
"Oke aku pulang! Fine! Jangan hubungi aku kalo kamu masih kayak gini!" jawabku kemudian berlalu meninggalkannya

Di depan rumah, ada Bunda.
"Bunda, aku pulang dulu ya. Disuruh pulang sama mamah.." kataku sambil mencium tangannya
"Iya Tyo, hati-hati ya..." jawab Bunda

Aku segera mengemudikan motorku dengan kesal. Apa aku salah? Aku hanya ingin ia tidak terlalu over. Ah entah lah, sepertinya tadi setan telah merasuki batinku hingga aku mampu berkata seperti itu. Biarlah, aku sudah lelah menghadapi sifatnya..
Aku pun tiba di depan rumahku, ku lihat di garasi. Ada sepeda milik Clara. Pasti ada dia di dalam.
Aku langsung masuk ke dalam rumah dan benar saja. Clara sudah duduk di sofa.

"Eh Clar.." sapaku sambil menghampirinya
"Eh iya Yo, gimana sama Gessi?" tanyanya
"Gk ada hubungan lagi. Gak usah dibahas Clar.."
"Kenapa?"
Aku menggeleng dan kemudian duduk di sofa.

"Semua yang aku lakuin salah di mata dia Clar. Bahkan bersahabat sama kamu aja dia marah.." ujarku pelan
"Haaa? Jadi ini gara-gara aku Yo?" jawab Clara
"Gak, bukan salah kamu. Ini tuh emang dianya aja yang terlalu over!"
"Aku ngerti perasaan dia Yo, dia takut kehilangan kamu. Aku cewek, bisa rasain apa yang dia rasain.."
"Tapi gak harus berlebihan gitu Clar. Kamu gak usah ngerasa bersalah gitu dong.."

Clara menangis.
"Maaf kalo aku terlalu deket sama kamu Yo.." ucapnya
"Kok minta maaf sih Clar? Ya ampun kenapa jadi kayak gini sih! Kamu gak salah Clara..." jawabku mendekat ke Clara
"Apa lebih baik kita gak usah sahabatan lagi? Biar kamu sama Gessi gak berantem terus Yo?"
"Clara! Berhenti ngomong gitu. Kamu gak salah, gak ada yang salah! Dan jangan merasa salah gitu.." jawabku sambil menggenggam tangan Clara

Tanpa sadar. Aku memeluk Clara..
"Please, kamu jangan nangis. Aku sayang sama kamu Clara..." ujarku
Clara melepaskan pelukanku.
"Ha? Kamu sayang sama aku?" tanyanya heran

Aku menggangguk. Entah ini sadar atau tidak. Aku merasa lega di hatiku. Semuanya telah ku ucap hanya dalam waktu beberapa detik saja. Gessi, maafkan aku menyayanginya...

"Jujur, aku sayang sama kamu Clar. Kamu yang bisa bikin aku nyaman. Aku tenang kalo ada di deket kamu. Semuanya beda, semuanya gak kayak yang aku rasain kalo aku sama Gessi. Hati aku gak bisa bohong Clar.." jelasku sambil menatap matanya

"Kamu salah udah sayang sama aku Tyo. Gessi amat sangat sayang sama kamu.." jawab Clara dengan muka tertunduk

"Tapi gimana sama perasaan aku Clar? Aku jujur disini. Aku sebenernya gak nyaman sama Gessi, tapi aku selalu berusaha bertahan sama dia. Dan sekarang aku bener-bener gak bisa bohong kalo aku emang sayang sama kamu, bukan Gessi.."

"Jadi ini kejujuran dari kamu?" terdengar suara Gessi di belakangku

Aku terdiam. Clara pun terdiam.

"Tyo, maafin aku ya udah over sama kamu. Aku sadar kok semua yang aku lakuin itu bodoh di mata kamu. Maaf, aku cuma bingung gimana caranya biar kamu tau kalo aku bener-bener sayang sama kamu. Tapi ternyata kamu gak menyayangi aku seperti halnya aku yang selalu menyayangimu.." jelas Gessi sambil duduk di sampingku

"Kamu kok ada disini?" tanyaku pada Gessi
"Gausah tanya bagaimana caranya aku bisa ada disini, yang terpenting sekarang aku udah tau kejujuran dari kamu.."
"Maafin aku Ges, aku gak ada maksud buat mainin perasaan kamu atau gimana. Aku cuma gamau kamu terlalu over.."
"Tapi tadi kamu bilang, kamu nyaman sama Clara. Kamu sayang sama dia. Oke aku mundur kok.." katanya sambil berlalu

"Gessi.." panggil Clara lalu menghampiri Gessi
"Aku gak ada maksud buat ngancurin hubungan kamu sama Tyo.."
"Gak apa-apa kok Clara. Lagian juga percuma kalo di lanjutin. Tyo sayangnya sama kamu bukan sama aku. Semoga bahagia ya.." kata Gessi
"Tapi Ges.."
"Sayangin Tyo seperti Tyo sayang sama kamu ya Clar. Aku pulang dulu.." jawabnya sambil berlalu tanpa menoleh ke belakang.

Aku tertunduk. Tuhan, apa aku salah? Aku merasa telah menyakiti perasaan Gessi. Tapi aku tak bisa memungkiri jikalau aku menyayangi Clara...
Clara pun akhirnya jujur akan perasaannya, ya sebenarnya ia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Tapi ia berpikir, jika mereka menjalin suatu hubungan Gessi akan merasakan sakit. Ya Clara gak mau ada yang tersakiti.. Meskipun aku tau, Gessi menyimpan sakit yang teramat dalam di hatinya.
Maafkan aku Gessi...

Pada akhirnya aku dan Clara hanya bersahabat. Tapi tak bisa sedekat dulu..
Aku dan Gessi pun masih masih berkomunikasi walau jarang...
Aku lega. Tuhan telah menjawab semua pertanyaanku. Aku menyayangi Clara....

1 komentar:

  1. bagus banget.. :) sama kyak kisahku,aku di posisi clara #maafcurcol :'D

    BalasHapus