Jumat, 02 Desember 2011

aku sembunyikan ini......

KUPU-KUPU ITU BERDARAH


terdudukku disandaran bantal kamar mamaku. terdiam, ku tengok lemari kecil di samping meja rias mamah. disitu ada seikat bunga. ku bangun dan ku ambil seikat bunga itu. 
"bunga dari siapa ini" gumamku.
aku membawa seikat bunga ini. aku pun menengok jendela kamar dan ternyata langit sudah gelap.  aku berjalan lunglai keluar kamar. ku duduk di meja makan padahal sama sekali tidak ada niatku untuk makan. aku memandangi bunga ini. 
tiba-tiba bik Isma datang dan menggodaku 
"bunga dari mas Sandi itu non" celetuk Bik Isma sambil menaruh lauk dimeja.
"eh emang iya Bik?kapan dia ngasihnya?terus dia bilang apa?" tanyaku penasaran
"gak bilang apa-apa non, cuma bilang nitip buat Windi gtu non"jawab Bik Isma
aku pun hanya tersipu dan memandang seikat bunga mawar ini.
sejujurnya aku tidak terlalu suka bunga mawar tapi entah kenapa aku terus menerus memegangi bunga ini. 

"non,ini dimakan dlu.masih sakit gak kepalanya?" kata Bik Isma membuyarkan khayalanku
"eh iya bik,udah mendingan kok" jawabku sambil menaruh seikat bunga dimeja. lalu aku pun mengambil nasi untuk makan.
"bik, pak Surya mana?suruh kesini dong temenin aku makan" tanyaku setelah melahap sesuap nasi
"iya non,tadi sih bibik lihat lagi nyuci mobil,bentar deh bibik panggil" jawab Bik Isma sambil berlalu.

setelah melahap tiga suap nasi, Pak Surya datang dan  aku langsung menyuruhnya makan disampingku. Bik Isma pun aku suruh makan bersama juga. jadilah kita bertiga makan dimeja makan ini.
aku makan tidak terlalu banyak.hanya beberapa suap nasi. kepala ku terasa sakit, aku pun meletakkan sendok yg ku pegang dipiring, dan langsung memegang kepalaku. 
pak Surya langsung menahan badanku yg lemah.
"udah pak,aku gak kenapa-kenapa kok" jawabku lemah
"non,ke dokter aja . biar tau non sakit apa" kara Pak Surya
aku pun hanya tersenyum dan berkata "aku baik-baik aja pak, bantu aku ke kamar pak.aku ingin membereskan buku untuk pelajaran besok"
"non jangan sekolah dulu, tunggu sakitnya sembuh dulu" kata bik Isma sambil memegang tanganku.
"bik,aku harus latihan buat drama sekolah.aku pemeran utama,aku gak kenapa-kenapa bik" jawabku sambil mencium kening Bik Isma. ku tahu Bik Isma menahan tetesan air matanya.

pak Surya memapahku ke kamar dan aku duduk di kursi belajarku lalu membereskan buku-buku untuk pelajaran besok. "Fisika, Seni, Matematika dan Sastra" ku berkata sendiri sambil membaca jadwal pelajaran. dan setelah menyiapkan buku-buku itu aku pun segera merebahkan diri dikasurku.
ku lihat handphone ku, ada banyak pesan dari teman-teman drama ku. yg menyuruhku untuk istirahat dirumah dan tidak usah masuk besok. tapi aku merasa berdosa jika besok tidak datang untuk latihan drama.
aku membalas pesan singkat dari Risa "aku besok masuk Ris,aku udah sehatan kok.aku kangen pengen latihan drama lagi" dan tak ada balasan dari Risa. "hmm sudah tidur mungkin"gumamku.
aku pun meletakkan handphoneku dimeja riasku dan langsung tidur.


suara burung-burung pagi bersahut-sahutan membangunkan tidurku. aku terbangun dan langsung menuju kamar mandi dan besiap-siap ke sekolah. dikamar mandi kurasakan tetesan darah dari hidungku. aku langsung membersihkannya. tanpa memberitahu Bik Isma bahwa darahku terus menetes, aku keluar kamar dan menuju ruang makan untuk sarapan. pukul 06.00 aku berangkat ke sekolah diantar pak Surya.
*di dalam mobil*
"non, nanti kalo sakit lagi, izin pulang aja ya nanti telfon bapak aja" kata pak Surya yang terlihat masih khawatir dengan kondisiku.
aku tersenyum dan menjawab "iya pak, pasti kok"

kemudian sampai disekolah, aku berjalan lemas menuju kelas. lalu kak Sandi menghampiriku.
"kamu kok udah masuk Win?"sapanya sambil memapahku berjalan
"iya kak, aku kan juga mau ikut latihan drama bareng kakak dan anak-anak yang lain" jawabku
"tapi kamu masih sakit, tuh lemes gini kamu. kita semua ngerti kok Win kalo kamu sakit" katanya khawatir
aku pun tersenyum.
kak Sandi mengantarku sampai ke depan kelasku. Risa kaget melihatku masuk ke kelas.
"kok udah masuk sih Win!!!"bentaknya
"aku pengen latihan drama Ris"
"tapi kamu tuh masih sakit!!! bandel banget sih"
aku hanya senyum dan menepuk pundaknya
"aku akan lebih sakit lagi kalo membiarkan kamu dan yg lain latihan tanpa ada aku"
Risa pun memelukku sambil menangis.
aku pun duduk di kursiku.

tak lama bel pun berbunyi. pak Tarto memasuki kelas dan pelajaran fisika dimulai.
2 jam pun terlewati, aku bersama Risa menuju ruang drama karena kita harus mulai latihan dari sekarang. 5 menit kami sudah sampai di ruang drama. disana sudah ada Bu Suci, kak Sandi, kak Tandu, Wina, Rindi , Aiya dan anak-anak kelas satu lainnya.
kak Sandi langsung memapahku ketika melihat ku sudah ada di depan pintu. kita semua berkumpul untuk membicarakan soal drama ini. semua anggota drama. semua mata tertuju padaku saat kak Sandi menghampiriku dan membantuku berjalan. aku duduk disamping Bu Suci.
"kamu udah sehat Windi?" tanya Bu Suci
"insya allah udah Bu" jawabku lemas
"yaudah sekarang kita bagi peran yaa" kata Bu Suci pada semua anak-anak diruangan itu.
"Windi, kamu sebagai kupu-kupu. Risa sebagai Kumbang. Sandi sebagai Burung Kakatua. Tandu sebagai sapi . Wina sebagai kerbau. Rindi sebagai Tikus kecil. Aiya sebagai Kelelawar......." jelas Bu Suci panjang lebar
kita semua dibagikan naskah drama. aku sebagai pemeran utama membaca naskah. disini diceritakan percintaan antara kupu-kupu dan burung kakatua. tapi percintaan diantara keduanya terhalang oleh tikus karena si tikus juga mencintai burung kakatua.
setelah membaca naskah kita semua mulai latihan diatas panggung.

"Suatu hari di sebuah ladang hiduplah sapi  dan kerbau mereka hidup bersama. saling membatu satu sama lain, mereka bersahabat dengan burung kakatua dan banyak hewan-hewan lainnya........."
Hana sang narator membacakan narasi cerita.
muka ku terlihat pucat dan Bu Suci menyuruhku untuk duduk di kursi tapi aku enggan menuruti karena aku ingin ikut latihan bersama mereka semua. Bu Suci pun membiarkan ku untuk ikut latihan.
tiba saatnya tokoh kupu-kupu dan burung kakatua sedang bercengkrama diatas dahan pohon.
"kamu tau?apa yang bikin aku semangat jalanin hari-hari aku?" kata si kakatua
"aku enggak tau,emangnya apa?" jawab kupu-kupu
"senyuman kamu" jawab kakatua sambil mengelus kupu-kupu
kupu-kupu pun tersipu.
ditengah-tengah latihan, kepalaku terasa pusing dan hidungku tertetes darah. kak Sandi menggotong ku dan membawaku ke UKS.

"kan aku udah bilang, kamu gak usah ikut latihan dulu. liat deh ini kan jadinya sakit gini" kata kak Sandi sesaat setelah aku dibaringkan dikasur UKS.
"kak,antar aku pulang kak.aku gak kuat" kataku sambil menatap matanya Kak Sandi.
"iya,aku anter kamu pulang" jawab kak Sandi sambil memapahku bangun.

*sesampainya dirumah*
kak Sandi membantuku berjalan memasuki rumahku. tetesan darah terus mengucur. pak Surya yang sedang duduk diruang tengah langsung menyiapkan mobil untuk membawaku kerumah sakit.
"astagfirullah non, kenapa lagi? masuk mobil aja mas kita kerumah sakit" kata pak Surya sambil menuntunku masuk ke mobil. aku tidur dipangkuan kak Sandi. kurasakan tetesan darah terus mengucur dari hidungku.
entah berapa lama aku mengejamkan mata, saat membuka aku sudah berada diruangan dokter.
tangan kiriku terinfus. ku rasakan sakit dikepala ini.
"alhamdulillah Win, kamu sadar juga" kata Risa sambil mengelus pipiku.
"aku dimana Ris?aku kenapa?"jawabku bingung
"kamu dirumah sakit Windi, kamu kenapa nggak bilang ke aku kalo punya penyakit separah ini?" kata Risa sambil menahan air matanya.
"aku gak bisa ceritain sekarang Ris,kepalaku sakit" jawabku sambil memegang kepalaku
"yaudah kamu tidur lagi ya" kata Risa

lama ku tertidur, suara Bik Isma membacakan yasin membangunkanku.
"Bik...aku haus" pintaku dengan suara kecil
"eh iya non, ini ini minum dulu" kata Bik Isma sambil menyodorkan segelas air putih kepadaku.
aku pun bersandar di tempat tidur.
"non,kenapa nggak cerita kalo sakit kyak gini?" kata Bik Isma sambil memegang tanganku.
aku menangis setelah itu............


*bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar