Senin, 19 Desember 2011

Katakan padaku! bahwa aku baik-baik saja....

KUPU-KUPU ITU BERDARAH



Cukup lama aku memejamkan mata ini. Ku berfikir, aku sudah tidak dapat membuka mata ini. Kak Sandi menceritakan semua yang terjadi pada tubuh ku yang penuh penyakit ini. Dia bilang, aku koma. hampir 2bulan! Aku tersentak. selama itukah aku tertidur? separah itukah penyakitku? Ayah, aku berharap saat aku membuka mata ini, penyakit menyeramkan itu sudah pergi dari tubuhku. Tapi.... apakah mungkin? apakah itu hanya mimpiku? Ayah, apakah aku masih bisa tampil pentas drama beberapa minggu ke depan? Ayah, katakan padaku! bahwa aku baik-baik saja....

"Alhamdulillah Windi, akhirnya kamu bangun juga" terdengar suara kak Sandi yang sedang memegang Al-Qur'an ditangannya. Ku rasa ia sehabis mengaji.
Aku hanya tersenyum. Kepalaku terasa sakit. Aku memandang langit-langit kamar rumah sakit ini.
Kak Sandi melihatku yang kebingungan akan apa yang terjadi pada diriku.
"Kenapa sayang? gak usah bingung yaaa, kamu tidur aja kalo masih sakit. nanti aku ceritain semuanya kalau kamu udah sehat.." kata Kak Sandi sambil mengelus pipiku.
Aku hanya tersenyum. menampakkan lesung pipiku.
Kak Sandi menatapku lalu mencium keningku dan berkata "aku menyayangimu". kemudian dia memanggil Dokter untuk memeriksa kondisiku. Dalam hatiku terus berkata, kemana Ayah? kenapa hanya ada Kak Sandi disini? Satu yang hatiku rasakan sekarang, sedih.

Dokter memasuki ruanganku dan kemudian memeriksa kondisiku.
"Bagaimana Windi keadaannya? masih sakit kepalanya?" tanha Dokter padaku
"Aku kenapa Dokter?kepalaku masih terasa sakit.."jawabku lemas
"Kamu habis operasi Windi, 2bulan yang lalu. Ayahmu bilang lebih baik kanker dikepalamu itu segera diangkat dan akhirnya operasi berjalan lancar walau kamu harus melewati masa-masa kritis selama 2bulan, banyak orang datang untuk mendoakan kesembuhanmu. Saya rasa banyak sekali yang mengharapkan kamu bisa sehat seperti biasa.." jelas Dokter Fandi panjang lebar.

Aku hanya mengangguk-angguk.
"Tapi..apa aku sudah benar-benar sembuh Dokter?" tanyaku
Dokter hanya tersenyum dan mengelus-elus kepalaku. Tanpa meninggalkan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaanku, beliau meninggalkan ruanganku.
Ayah langsung menghampiriku dan mencium keningku. Tampak sekali matanya sembab.
"Ayah kenapa? Ayah sakit ya?" tanyaku pada Ayah.
"Gak usah peduliin kesehatan Ayah, yang penting kamu sembuh. cuma itu impian Ayah.." jawab Ayah sambil menyeka airmatanya.
"Ayah jangan sedih yaaa. Windi udah sehat kok. Nih Windi udah senyum kan?" jawabku sambil tersenyum lebar mencoba menenangkan Ayah.

****

Teman-temanku datang menjengukku di rumah sakit ini. Risa, Wina, Rindi, Aiya, Tandu, Selli, Manda dan banyak teman-teman sekolahku yang datang . Senang rasanya.

"Kelas sepi banget tau gak ada lo Win" kata Risa sahabat sejatiku ini sangat amat setia padaku.
"Hahaha..memang gue berisik terus yaa kalo di kelas?" jawabku sambil bercanda
Semuanya tertawa. kelihatannya mereka senang dengan kondisiku yang kata Ayah sudah sehat.

"Windi, tapi lo nanti ikut pentas drama kita kan?" tanya Tandu
"Iyaaa dong!pastinya. masa kalian tampil tanpa gue sih.." jawabku

"Eh eh itu kak Sandi setia banget sih sama lo.." celetuk Aiya sambil mengupas buah apel untukku
"Lo pacaran ya win sama kak Sandi? ngaku lo...." balas Risa
Aku hanya tersenyum dan berkata
"Kalau gue sayang sama dia memang berarti harus pacaran ya?"
"Tuh kaan bener pacaran!" teriak Selli dan Manda

Tak lama dari itu Kak Rio masuk ke ruangan ini sambil membawakan buah-buahan dan serta setangkai mawar putih. Entah darimana ia mengetahui bahwa aku memang tidak suka mawar terkecuali mawar berwarna putih. aku amat sangat menyukai mawar putih . bersih,suci , damai sekali rasanya kalo dikamar bermandikan mawar putih...

"Gimana udah sehat kan?" tanya kak Rio sambil menaruh bunga dimeja sambil kasur.
"Udah.." jawabku singkat

Kak Rio duduk disamping Tandu.
"Sandi mana Win?" tanyanya padaku
"Tadi sih keluar, gak tau kemana.."
"Dia nungguin kamu?"
"Iya.."
Entah kenapa kak Rio mukanya berubah menjadi kecut kayak jerukk paling asem saat aku bilang kalo kak Sandi nungguin aku. loh? apa salah? tak lama kak Sandi masuk.
"Eh, ada lo Yo.." sapa kak Sandi sambil menjabat tangan Kak Rio.
"Iya nih kebetulan tadi kata anak-anak Windi udah sadar yaudah gue langsung caw ke sini deh"
"Ohh.." jawab kak Sandi sambil mendekatiku.

Kak Sandi membelai rambutku. semua teman-temanku mengejeknya.
"Ciyee kak Sandi udah engga JONES lagi hahaha..."
"Setuju gak kalo kakak pacaran sama Windi?" tanya kak Sandi sambil menatapku
Semuanya saling berpandangan.
"Bukannya kalian udah pacaran?hahahaha.." celetuk Risa sambil tertawa
Aku hanya tersenyum.

"Kakak pamit dulu ya Win.." kata kak Rio tiba-tiba
"Loh?kak. kenapa kok buru-buru sih?" jawabku
"Gak kenapa-kenapa kok.. duluan ya semuanya. Cepet sembuh ya Windi" katanya dan keluar dari ruangan ini

Dalam hati aku berpikir, kenapa kak Rio tiba-tiba pulang dengan muka yang unmood gitu? apa aku ada salah sama dia?
"Tuh Kak Rio cemburu Win kalo Kak Sandi deket sama lo..." kata Tandu
Aku hanya terdiam.
apa benar Kak Rio cemburu? ah entah. dia pun sudah memiliki kekasih yang ku tahu kekasihnya itu engga tinggal di Jakarta. yaa jarak jauh gitu deh, jadi gak mungkin lah kalo dia cemburu kalo aku deket sama kak Sandi.
Semakin lama perasaan ku pada Kak Sandi semakin tidak jelas. entah apa aku ini menyayanginya bahkan terkadang aku merindukannya. Kak Sandi terlihat sungguh-sungguh menyayangiku. tapi aku masih ragu. Tapi terlepas dari perasaan ragu itu. Aku sungguh-sungguh menyayanginya...

***
Malam ini aku ditemani Pak Surya dan Bik Isma. tanpa Kak Sandi, ia sedang belajar karena besok ada ulangan katanya. Oke tidak masalah..
"Bik, kapan aku pulang?" tanyaku
"Bibi gak tau Non, mungkin sebentar lagi. Non juga udah sehat kan?"
Aku termenung dan terdiam merasakan sakit itu. aku tidak memberitahu Bik Isma. aku menahan sakit dikepalaku ini. perlahan darah pun mengucur dari hidungku. Bik Isma bergegas membersihkannya.
Bik Isma mengelap darah-darah yang mengucur dari hidungku.
"Bik, apa aku sudah sehat? aku tidak merasakan itu......"kataku
Bik Isma menangis dan memelukku.



*bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar