Minggu, 08 Januari 2012

Ibu itu "SUPERHERO" :'D


Malam itu terasa dingin, terang saja ternyata rintik hujan membasahi latar halaman. Ibuku sedari tadi masih asik berkutik dengan mesin jahitnya. Ayahku masih sibuk dengan kerjaannya yang menumpuk.
Aku hanya bisa terdiam dan meringkuk di dalam perut Ibu. Mataku sudah bisa terbuka, meskipun aku hanya bisa melihat setitik-titik cahaya. Kini aku sudah berusia 8bulan, sebulan lagi aku akan keluar dari sini. Ya aku akan melihat betapa terangnya dunia ini. Sempat bosan bergelut dengan apapun yang ada di dalam sini. Apa Ibu tidak berat yaa membawaku di perutnya kemanapun ia pergi. Hehehe nanti kalo aku udah lahir, aku janji akan membalas semua jasanya. Aku akan membuat beliau tersenyum.

Mataku pun terasa lelah, aku pun tertidur di dalam sini. Di dalam tidurku aku berdoa, agar Ibuku terus di beri kesehatan sampai aku dapat memeluknya, menemani hari-harinya, dan membasuh keringatnya saat ia kelelahan.
Ibuuuu, aku ingin cepat-cepat keluar dari sini. Aku ingin menatap mata teduhmu.

Waktu berjalan terasa tidak begitu lama. Sampai suatu saat..

"Arghhhh....Arghhh.."
"Iya bu, ayoo terus.."
Terdengar suara Ibu yang sedang mengerang. Ayah terus menerus menyemangati Ibu.

"Oooekkk...Oekkkkk.." tangisanku menguasai suara di ruangan ini
Ya Allah aku terlahir ke dunia ini. Ku di gendong oleh wanita berbaju putih. Tubuhku di basuh air dan di bersihkan dari darah-darah. Ya darah-darah dari dalam rahim ibu, mereka sahabat-sahabatku selama aku tinggal di dalam situ.
Aku merasa segar. Ku di balut kain halus, lembut sepertiku, hehe.

"Putrinya sangat cantik, seperti Ibunya. Siapa nama anak ini Pak? " tanya Dokter yang membantuku untuk lahir.

Ayah menggendongku, ia menatap mataku. Ia mencium keningku.

"Namanya Wardania Ayugita Sugito" jawab Ayahku
Ya , Dania namaku . Terima kasih Ayah.
Ibu masih lemas, badannya bercucuran keringat.
Hatiku terus berbicara dan aku harap Ibu dapat mendengar hatiku,

"Ibu, terima kasih sudah melahirkanku. Dengan susah payah, nyawamu pun kau kerahkan demi lahirnya aku. Ibu aku janji akan membalas semua jasamu walau aku tau takkan ada yang benda yang mampu dan bisa membalas jasamu.."

Ayah menaruhku disamping Bunda, ia mencium keningku. Ya Allah keringatnya masih bercucuran, ingin rasanya menyeka keringat itu.
Ayah membiarkan Ibu untuk beristirahat. Wanita berbaju putih itu ternyata asisten Dokter membawaku ke suatu ruangan dan menaruhku di kotak berbentuk balok. Terasa hangat disini. Aku kesulitan untuk bergerak ternyata badanku di bungkus oleh kain ini. Aku hanya bisa tertidur, dan menikmati nyamannya di tempat ini.

4 bulan kemudian.
Ibu memberikanku suatu kamar yang sangat nyaman. Tidak besar memang tapi ini cukup menyenangkan. Aku mempunyai kamar untukku sendiri. Yeaaay! Andai aku bisa berteriak, aku akan teriaak :D .
Ibu menaruhku di kasur bewarna pink bervariasi putih ini. Kamarku penuh boneka.

Aku tumbuh menjadi bayi yang sehat. Ibu rajin membawaku ke posyandu. Itu semua demi aku, yaa agar aku menjadi bayi yang sehat. Saat tengah malam, aku menangis karena haus. Ibu terbangun dan langsung memberiku susu. Aku tau mungkin saat itu dia enggan untuk terbangun, tapi ia memaksakan untuk merelakan istirahat malamnya terganggu akan tangisku. Beliau menenangkanku, hingga aku kembali tertidur.

Tak terasa 1 tahun usiaku saat ini. Ibu dan Ayah mengadakan acara ulang tahun di rumahku. Tidak mewah memang, tapi ini cukup mengasyikan. Aku bertemu dan bercanda gurau dengan anak-anak seusia ku. Ada balon, topi-topi lucu, kue-kue lezaaaat. Yummy ! :9
Ibu mendandani aku layaknya seorang putri raja. Aku memakai gaun , dilengkapi mahkota kecil yang di sangkutkan di rambutku ini.

"Selamat Ulang Tahun Dania.." sebuah tulisan di depan pintu rumahku.

Ayah, Ibu terima kasih atas hadiah ini. Aku harap aku akan menjadi lebih baik di tahun-tahun selanjutnya.

Setiap tahunku, Ayah dan Ibu selalu mengadakan pesta-pesta kecil seperti itu.
Sampai pada usiaku yang ke-5 . Oh iya saat ini aku sudah bersekolah loooh, hihi. Taman Kanak-Kanak , yaa itu kata Ibu. Di TK ku , aku belajar mengenal huruf, angka , nyanyi-nyanyian.
Aku mengenal banyak teman ada Rina, Tia, Asti , Yudis , Gina dan banyak lagi yang lainnya.
Ibu mengantarku ke TK ku ini, ia menungguku sampai aku pulang. Hihi baik kaan Ibuku? :D
Sewaktu istirahat, Ibu guru menyuruh aku dan teman-teman untuk membuka bekal makan yang di bawa dari rumah. Aku membuka kotak makan yang di kasih Ibu tadi. Kotak makananku bergambar barbie looh, warnanya merah muda. Hihi lucu kan?
Ibu membuatkanku sekotak penuh kentang goreng di taburi keju. Ini menu sarapan favoritku.
Tak lupa sekotak susu coklat kesukaanku.
Sehabis makan, aku bersama teman-teman bernyanyi bersama. Setelah itu pulang, aku langsung menghampiri Ibuku yang tengah menungguku di taman sekolahku.
Aku memeluknya, kemudian Ibu menuntunku lalu kita pulang ke rumah.

Setelah lama aku bersekolah di Taman Kanak-Kanak, Ibu memasukkanku di Sekolah Dasar. Umurku saat itu masih 6 tahun. Aku bersekolah di Sekolah Dasar yang tidak jauh dari rumah.
Dengan senang hati, Ibu mengantarku ke sekolah dan menjemputku pulang sekolah.
Saat pagi tiba, Ibu menyiapkan sarapan untukku dan untuk Ayah. Ayah berangkat kerja, aku mencium tangannya sebelum Ayah berangkat.
Ibu mengantarku ke sekolah dengan menggunakan sepeda. Ibu memboncengi aku, aku yakin Ibu kelelahan jika harus mengantarku. Nanti jika aku sudah besar aku gak akan pernah lagi di antar Ibu.
Sesampainya di sekolah, Ibu menyuruhku masuk ke kelas. Ia bilang nanti pulang sekolah, ia akan menjemputku.

Saat aku naik ke kelas 4, aku sudah gak mau lagi minta di anter sama Ibu. Aku lebih memilih berangkat sekolah bersama teman-temanku. Aku gak mau lagi merepotkan Ibu.
Kata Ibu, aku anak yang pandai. Karena aku selalu mendapat peringkat kelas dari kelas 1. Dan karena Ibu lah aku jadi mandiri dan lebih percaya diri.
Apalagi saat usiaku sudah menginjak usia 11 tahun, Aku sudah duduk dikelas 6 SD . Aku sudah lebih mandiri sekarang. Aku mengalami masa menstruasi, kata Ibu aku sudah dewasa dan aku harus bisa bertanggung jawab ataus diriku sendiri.
Saat hari sabtu, aku selalu meluangkan waktu untuk berbelanja bersama Ibu. Ibu membelikanku sepatu, baju-baju. Ibu baik sekali.
Aku amat sangat dekat sama Ibu. Semuanya aku ceritakan sama Ibu.

Tapi saat aku mulai beranjak masuk ke Sekola Menengah Pertama, waktuku bersama Ibu untuk bersenang-senang bareng sama Ibu. Karena kondisi kesehatan Ibu semakin memburuk. Ibu sering keluar masuk rumah sakit. Aku tidak mengetahui jelas apa yang di derita Ibu, karena Ibu selalu berusaha menutupi itu.
Akhirnya aku pun lebih banyak menghabiskan waktu bersama Ayah. Tapi agak berbeda saat sedang berbelanja bersama Ayah. Lebih asyik bersama Ibu.
Ibu cepat sembuh ya...

Aku teringat, waktu itu. Saat aku duduk di bangku SMP kelas 3, aku sudah mulai mengerti apa itu "PACARAN" . Meskipun baru cinta monyet. Aku mulai menyukai lawan jenisku, Reski namanya. Seorang cowok yang sudah membuatku merasakan apa itu sayang. Aku mengajak Reski ke rumah, aku mengenalkannya pada Ayah dan Ibu. Mereka pun tidak keberatan saat aku pergi bersama dengan Reski.
Ayah dan Ibu merasa aku akan aman jika aku pergi bersama Reski. Tapi aku merasa bersalah, saat malam itu Ibu sedang sakit. Tapi Reski mengajakku untuk pergi malam ini. Aku bingung harus bagaimana.
Tapi Ibu bilang ia mengijinkan aku untuk pergi bersama Reski. Tapi aku enggan.
Aku lebih memilih menjaga Ibu di rumah, hihi. Aku sayang Ibu...

Tapi sejak masuk Sekolah Menengah Atas, aku merasakan mempunyai banyak sekali kesalahan sama Ibu.
Saat itu, kondisi keuangan keluargaku sedang menipis. Aku memaksa Ayah untuk dibelikan handphone Blackberry, karena semua teman-temanku mempunyai itu.

"Ayaaaaah, beliin Dania BB dong. Dania malu sama temen-temen Dania. Semuanya pakai BB.." kataku sehabis makan malam.
"Ayah lagi gak ada uang Dania.." jawab Ayah sambil mengelus kepalaku
"Arghh, Ayah jahat!" bentakku sambil membanting sendok dan lalu bergegas ke kamar.

Semua teman-temanku memakai handphone itu. Sedangkan aku? Hanya pakai handphone butut ini.
"Arghhhh.." teriakku di dalam kamar.

Aku kesal sekali malam itu. Aku mengambil jacketku di lemari dan mengambil kunci motorku. Aku bergegas untuk kemanapun malam ini! Asal aku tidak ada di rumah ini.

"Dania mau kemana?" tanya Ibu sambil memegang tanganku
"Kemana juga sukasuka Dania! Gak ada urusan sama Ibu.." bentakku pada Ibu

"Daniaaa!!!" teriak Ayah sambil menampar pipiku
"Oh tampar? Iya! Tampar lagi yah biar puas!" bentakku sambil menahan sakit di pipiku

Ayah mengejarku.
"Maafkan Ayah yaa Dania.."
Aku tak menghiraukan.

"Daniaa jangan tinggalin Ibu.." terdengar suara Ibu di situ.

Ya Allah ingin rasanya memeluk Ibu saat itu. Tapi argh aku segera menyalakan mesin motorku. Ayah berusaha menahanku. Aku tak memperdulikannya.

Aku pergi ke rumah Erni. Disana Erni sedang bersiap-siap untuk jalan sama teman-temannya, ia pun mengajakku. Sebelumnya aku megirimi pesan ke nomer handphonenya Ayah.

"Aku gak akan pulang sebelum Ayah beliin aku BB !!!!"

Tak ada balasan dari Ayah.

Aku duduk di jok depan , mendampingi Erni yang sedang mengendarai mobil.

"Mau kemana kita Ni?" tanyaku pada Erni
"Kita asyik-asyik ni malem Dan.." jawabnya sambil mengambil sebatang rokok dari tasnya.

"Hah? Kamu ngerokok Ni?" tanyaku heran
"Hahahaa, yaa kalo lagi gak di rumah sih. Mau ?" katanya sambil menyodorkanku rokok yang di pegangnya

Aku menggeleng. Inikah pergaulan remaja yang di bilang Ayah?
Aku tidak menyangka jika Erni, temanku yang ku tau anaknya tidak terlalu terkenal di sekolah malah mempunyai pergaulan seperti ini. Aku berusaha agar tidak terpengaruh dengan ini.

Beberapa saat kemudian, mobilnya Erni terhenti di pinggir jalan. Erni turun dan ia pun menyuruhku untuk mengikutinya.

"Eh ini kenalin Dania, tetangga gue sekaligus temen sekolah gue.." katanya sambil mengenalkanku di depan semua anak-anak yang ada di situ.
"Eh cantik juga.." celetuk seseorang sambil mencolek tanganku
"Ih.." kataku
"Aku mau di mobil aja Ni.." kataku pada Erni karena aku takut disini

Erni hanya tertawa.
"Haha, ngapain di mobil? Disini aja seneng-seneng. Di jamin masalah lo bakalan ilang Dan..." katanya sambil merangkul pundakku
Aku percaya padanya.

Erni mengenalkanku pada teman-temannya. Ada Sisca, Dewi, Dinda , Risti dan banyak lagi yang lainnya.

"Nih Dan, salam perkenalan dari kita.." kata Risti sambil memberikanku sebungkus benda yang ku pikir itu permen.
Aku mengambilnya dan memakannya. Tapi aku merasakan kenyamanan saat memakan permen itu.
Aku pun ketagihan dan terus menerus meminta permen itu.
Erni benar, aku merasakan nyaman disini. Tak ada lagi beban di otakku.

Malam, pukul 02:00
Aku memarkirkan motorku. Aku masuk ke rumah, ku lihat rumah sepi.

"Ayaaaaah.." teriakku.
Tapi tak ada panggilan, aku pun tak menghiraukan lagi. Kepala ku terasa pusing . Aku pun langsung bergegas ke kamar dan tertidur.

Pagi hari aku enggan untuk ke sekolah. Aku masih berdiam diri di kamar. Badanku terasa menggigil.
Tiba-tiba..

"Dania.." suara yang ku kenali ya itu Ibu.
"Ibu..." jawaku

Ibu masuk ke kamarku ia duduk disampingku.

"Kenapa kamu seperti ini Nak?" kata Ibu sambil mengelus badanku yang menggigil
"Dania gak tau apa yang terjadi sama diri Dania Bu.." jawabku lemas
"Ibu gak nyangka kamu bakalan seperti ini Nak, Ibu harap setelah kepergian Ibu, kamu menjauhi hal-hal terlarang seperti itu ya. Maafkan Ibu belum bisa memenuhi semua kemauanmu.." kata Ibu kemudian mencium keningku
"Ibu kenapa?" jawabku menahan air mataku
Ibu hanya tersenyum dan lalu meninggalkanku di kamar.

Sesaat kemudian aku terbangun.
"Ah ternyata mimpi.." gumamku.
Tapi kenapa Ibu hadir di mimpiku? Aku melupakan itu.
Aku keluar dari kamar tapi aku lihat ada Ayah sedang duduk di ruang tamu.

"Ayah.." panggilku
"Dania.." jawabnya lalu memelukku
"Ayah gak tau harus cari kamu kemana semalam, Ibumu Daniaa.." kata Ayah
"Ibu kenapa yah?" jawabku

"Semalam, Ibu masuk rumah sakit. Dan sekarang Ibu sudah gak ada Dan.." jawab Ayah lemas dan menyeka air matanya.
"Maksudnya gak ada?" jawabku masih bingung
"Ibu meninggal Daniaa, semalam Ibu memanggil-manggil namamu. Tapi Ayah bingung harus cari kamu kemana.." jelas Ayah sambil memelukku

Jujur, rasanya seperti hancur saat mendengar kabar seperti itu.
Aku duduk lemas di lantai.
"Sekarang dimana Ibu?" tanyaku di sela-sela air mataku
"Ibu masih di rumah sakit. Jenazahnya lagi di bersihkan.." jawabnya

Tanpa berpikir panjang aku langsung menancap gas motorku dan langsung menuju rumah sakit.
Di perjalanan aku teringat saat-saat aku terlahir di dunia ini. Saat-saat aku melewati hari-hari bersama Ibu.
Ya Allah kenapa kau ambil Ibu saat aku sedang tidak ada disampingnya. Bahkan aku ingat saat terakhir aku membentaknya. Ya Allah, tengok betapa jahatnya diriku ini..

Aku sampai di depan rumah sakit. Aku langsung menuju ruang jenazah.
"Dimana Ibu...." teriakku pada dokter yang keluar dari ruang jenazah.

Tak lama, seorang suster mendorong tempat tidur.
Di atasnya tertidur seseorang yang diselimuti kain putih.

"Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...." teriakku dan langsung membuka selimut itu.

Aku pandangi wajah Ibu. Begitu bersih, ku cium keningnya.
"Ibu, jangan tinggalin Daniaa. Dania masih butuh Ibu.." jawabku.

Dokter berusaha menenangkanku. Ayah datang dan langsung memelukku.

"Ayah, Dania mau Ibu.." jawabku
"Ibu udah bahagia disana, jangan nangis lagi yaa..." kata Ayah.

Siang itu, jenazah Ibu di makamkan. Berat rasanya saat menyaksikan orang yang selama ini merawat kita, sekarang sudah tidak bernyawa lagi dan akan pergi untuk selamanya.
Aku menyesal. Kenapa di saat-saat terakhirnya aku tidak memeluknya? Ya Allah tempatkan Ibu di sisimu.
Aku akan menjadi sosok anak yang akan menjadi kebanggaanmu Ibu.

Buat semuanya.
Jaga Ibu kalian. Karena beliaulah kalian tercipta.
Peluk ia sekarang, jangan sampai nanti saat ia sudah tidak bernyawa.
Jangan segan untuk mengatakan SAYANG padanya, jangan sampai semua itu terlambat.
Bantu ia selama kamu masih bisa membantunya.
Jangan pernah mengatakan "Ah Ibu mah.." karena kamu akan menyesal di kemudian hari.

Buat siapa pun yang baca ini.
Aku harap setelah kalian membaca tulisanku ini. Ada baiknya kalian memeluk Ibu kalian.
Cium keningnya. Peluk dirinya dan katakan "Aku Sayang Ibu"

Seburuk-buruknya Ibu, ia adalah sosok yang amat berperan besar dalam hidup kita.
Ibu tidak mengharapkan imbalan atas jasanya. Cukup dengan membuatnya senyum itu sudah membuatnya bahagia.
JADI SAYANGI IBUMU, HARI INI, ESOK, DAN SELAMANYAAAAA :***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar